ASSALAMUALAIKUM Pictures, Images and Photos

Sabtu, 29 Agustus 2009

Musik Modern

Berny anyi Sambil Berdakwah

JAKARTA -Bernyanyi sambil berdakwah, tidak semua penyanyi bisa melakukannya. Namun, dari sekianbanyak musisi di Tanah Air, ada beberapa nama yang identik dengan nada dan syiar dakwah itu.Siapa saja mereka?

Nama Rhoma Irama, memang telah menjadi legenda musik di Indonesia. Genre musik dangdut yang dibawakannya telah melebar menjadi sarana dakwah. Terlihat dari lirik-lirik lagu yang diciptakannya. Paling fenomenal pula, yakni kelompok Bimbo. Kini, beberapa nama pun muncul membawakan spesialis nada-nada dakwah tersebut.

Sebut saja Opick, Haddad Alwi, Sulis, atau Grup Debu. Dengan spesialisasi musik yang dibawakannya, tentu saja tujuan terbesar mereka adalah syiar agama, khususnya Islam.


Opick sangat fenomenal dengan lantunan lagu Tombo Ati. Bahkan, lagu ini selalumenyertai setiap datangnya Ramadan. Selain Opick, Haddad Alwi pun muncul sebagai salah satu ikon ranah musik islami di Tanah Air. Haddad menyajikan tembang-tembang menyejukkan hati, dengan ciri khas menyertakan penyanyi anak-anak untuk memopulerkan lagu-lagunya. Sulis pun yang notabene penyanyi binaannya, kini telah menjadi penyanyi spesialis musik islami.

"Selama lima tahun, saya terus mencari pengganti Sulis. Alhamdulillah, saya sudah bertemu Anti yang suaranya tak begitu beda dengan Sulis," ucap Haddad ditemui dalam peluncuran album barunya bertajuk Marhaban Ya Ramadan, di Jakarta, Kamis (27/8).

Mengapa Haddad menggandeng penyanyi cilik? "Saya prihatin dengan anak sekarang yang sudah jarang mengenal salawat. Mereka justru fasih menyanyikan lagu dewasa," jelas lelaki kelahiran 13 Maret 1959 ini.

Album yang diluncurkan ini pun, sebagian besar berisi tentang amalan dakwah sederhana, khususnya untuk anak-anak. Minimal lagu-lagu yang dibawakannya itu bisa menjadi referensi musik baru bagi anak-anak Indonesia.

"Semoga album ini bisa menjadi media yang bisa memompa semangat anak-anak untuk kembali bersalawat, sehingga lebih mengenal dan mencintai Allah dan Nabi Muhammad SAW," katanya.

Grup Debu, boleh jadi menjadi grup asing yang beruntung bisa mengeluarkan banyak album di Indonesia. Beranggotakan warga mualaf dari berbagai negara,Grup Debu memberi nuansa lain dalam tembang-tembang berlirik dakwah di Indonesia. Mustafa, vokalis Debu, mengatakan bahwa pihaknya sangat senang bisa berdakwah sambil bermusik.

"Saya melihat hal itu lebih banyak manfaatnya ketimbang hanya sekadar menghibur," ungkap Mustafa kepada Seputar Indonesia.

Namun, bermusik yang dibawakan Debu, bukan untuk berdakwah, melainkan lebih menjadi sebuah ekspresi kerinduannya pada Allah SWT. Menurut Mustafa, jika banyak orang melepas rindu pada Allah itu dengan menangis dan sebagainya, Debu melepas rindu dengan lagu.

"Syiar yang kita lakukan ini sebagai ungkapan rindu. Kita tidak mengajak orang untuk berbuat sesuai dengan ajaran agama. Hidayah itu datang dari Allah dan bukan datang secara dipaksakan, dan kita tidak memaksa orang untuk melepas rindu pada Allah," tuturnya bijak.

Debu telah sembilan tahun bermusik di Indonesia. Ketika karya direspons masyarakat Indonesia, suatu anugerah yang luar biasa bagi mereka. Selama dua tahun terakhir, Grup Debu mengisi acara musik di TPI melalui acara Musik Sufi Debu.

Album Debu pun tidak hanya dirilis dalam bahasa Indonesia, tetapi beberapa bahasa seperti bahasa Turki dan Inggris. Penyanyi Sulis pun mengakui, profesinya sebagai penyanyi rohani tidak jauh karena keinginannya berdakwah. Sejak usia sembilan tahun, pelantun tembang Thoyibahini sudah pandai melantunkan tembang- tembang religi.

"Sejak kecil, saya memang senang dan nyaman, bahkan sudah menjadi satu jiwa dengan musik Islam," ujar Sulis.

Perempuan kelahiran Solo, 23 Januari 1990 ini pernah membawakan lagu-lagu pop,tetapi tidak bertahan lama. "Jiwa saya sudah ke lagu-lagu dakwah," kata Sulis yang kini menjadi seorang remaja.


sumber :http://celebrity.okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar